Jumat, 30 Agustus 2013

Pesawat Helios Airways Flight 552 : Kecelakaan Pesawat Teraneh

Helios Airways Penerbangan 522 adalah sebuah pesawat yang mengalami kecelakaan yang tragis. Penerbangan ini berangkat dari Larnaca, Cyprus pada jam 09.07 LT menuju ke Athena dan akan meneruskan penerbangannya ke Praha. 
Seluruh penumpangnya tewas tanpa ada seorangpun yang selamat. Kenapa disebut-sebut sebagai salah satu kecelakaan paling aneh dan tragis? jawabannya adalah karena pilot lupa menekan tombol "otomatis" pada tombol tekanan udara dan dramatisnya sebelum pesawat menghujam ke bumi pesawat Helios Airlines ini masih terbang berputar -/+ 3 jam seperti pesawat hantu dengan penumpang semuanya tertidur lemas karena kehabisan udara. Helios 522 Adalah sebuah pesawat dari maskapai penerbangan Yunani yang jatuh pada tanggal 14 Agustus 2005. 
Pada 14 Agustus 2005, penerbangan pesawat Helios Airways dengan nomor penerbangan 522 dengan pesawat Boeing 737-300 jatuh di utara Athena, menewaskan 121 penumpangnya. Saat itu sempat sebuah pesawat tempur canggih Yunani yang ditugaskan mengejar pesawat Helios 522 karena tidak melihat tanda-tanda kehidupan hingga akhirnya pilot pesawat tempur tersebut melihat seorang pramugara berjalan duduk di bangku kokpit dengan wajah memakai masker oxsigen. Orang tersebut terlihat bingung dan tidak mengerti . Tak lama setelah itu pesawat jatuh terhempas ke tanah.
Penyebab jatuhnya pesawat helios adalah terjadinya human error ketika crew yang bertugas mengecek tekanan udara pada pesawat, lupa mengotomatiskan kembali tombol AUTO pada pesawat. Memang sungguh teragis kecelakan ini, cuma karena tombol "P5" pesawat yang membawa 121 orang mengalami kecelakaan.
Kronologisnya
Ketika Cabin Altitude mencapai 14.000 feet Oxygen mask di Cabin deploy, dan pada saat yang bersamaan OXY ON warning light juga menyala atau muncul suara alam di overhead panel. Saat itu Pilot berusaha menghubungi mekanik melalui radio, beberapa detik selanjutnya master caution warning menyala karena memberikan sinyal kepada pilot bahwa terjadi sesuatu abnormal pada system pressurization. Hal tersebut masih salah diinterpretasikan oleh pilot sebagai Overheating???
 Beberapa saat kemudian pilot memanggil mekanik melalui radio dan memberitahu kalau Ventilation Fan pada posisi OFF. Hal tersebut menunjukkan pilot telah terkena Hypoxia karena 737 tidak memiliki ventilation Fan Light. Mekanik meminta Captain mengulangi messagenya, yang dijawab oleh Captain bahwa Equipment cooling light pada posisi OFF yang menunjukkan kebingungan pilot yang dijawab oleh mekanik “Hal ini normal tolong sebutkan masalah anda Captain!” “ Bisakah Captain melakukan pengecheckan terhadap system pressurization?” Sayang sang Captain tidak memperhatikan pertanyaan mekanik bahkan Captain bertanya lagi kepada mekanik “Dimana equipment cooling Circuit Breakernya ?” selanjutnya dijawab oleh mekanik dimana posisi Circuit breakernya, selanjutnya tidak ada respon dari pilot.
Beberapa saat kemudian pilot F-16 melihat seorang Flight attendan atau pramugara memasuki cockpit dan duduk di seat Captain untuk berusaha mengambil alih control pesawt 737-300 tersebut dialah yang bernama Andreas Prodromou. Dengan bahasa isyarat pilot F-16 bertanya kalau Pramugara tersebut bisa menerbangkan pesawat yang dijawab dengan menggelengkan kepala………beberapa menit kemudian karena pesawat kehabisan bahan bakar menyebabkan kedua mesin 737-300 helios flight 522 mati, selanjutnya pesawat mulai descent alias menukik ke bumi.Sang pramugara berusaha untuk menggerakkan alat kemudi namun pesawat tetap terus turun descent menabrak bumi dan meledak. Sebelum pesawat menabrak bumi terjadi semua penumpang dan crew pingsan (unconsciousness) namun masih bernafas. Pesawat naas ini membawa 115 penumpangdan 6 orang crew semuanya meninggal dengan mengenaskan. Menurut hasil investigasi penyebab terjadinya kecelakaan ini adalah cabin pressurization control valve pada posisi manual dan tidak dikembalikan pada posisi AUTO setelah dilakukan test pressurization oleh mekanik. Hal ini yang menyebakan Helios flight 522 terbang menanjak/climb keketinggian 35.000 feet tanpa pressurize (Unpressurise flight).
Pilot pada saat preflight serta pre take-off check tidak menemukan bahwa posisi cabin pressurization control valve adalah Manual menyebabkan pesawat terbang unpresurised. Ketika pesawat melewati ketinggian 10.000 feet Cabin altitude horn berbunyi, Horn yang sama akan berbunyi jika pesawat belum benar-benar konfigur untuk take off yaitu take off flaps belum di set atau speedbrake tidak pada posisi down dan lain-lain, pilot telah salah mengidentifikasikan pressurization system problem dengan take off configuration false warning, hal ini menyebabkan semua tindakan pilot menjadi salah semua. 
Captain berusaha mencari Circuit breaker dengan meninggalkan seatnya dan pada saat itulah maka sang captain pingsan dan diikuti co-pilotnya yang juga pingsan, pesawat terbang dengan tanpa pilot hanya menggunakan autopilot yang kemudian berusaha diambil alih oleh seorang pramugara yang tidak pingsan karena memakai oxygen mask ketika oxygen mask deploy di Cabin, namun sayang pramugara tersebut tidak bisa menerbangkan pesawat 737-300 yang naas ini.

Pressurisation
Bagaimana sebuah pesawat mendapatkan pressure dan kenapa? Tanpa pressurization kita tidak akan mendapatkan cukup oxygen di dalam Cabin pesawat terbang, sebagaimana kita semua tahu semakin tinggi kita terbang makin tipis kandungan oxygennya. Dengan memberikan tekanan ke Cabin maka secara effektif kandungan oxygen semakin banyak, semakin tebal kandungannya serta membuat kandungan oxygen yang kaya layaknya di darat atau setidak-tidaknya dikondisikan mendekati jumlah oxygen di darat. 
Ketika sebuah pesawat Cruise pada ketinggian 30.000 feet maka dengan memberikan tekanan ke cabin kita “mensimulasikan” kondisi cabin pada ketinggian 5.000 feet sampai dengan 8000 feet dimana manusia masih dapat hidup dengan normal tanpa bantuan Oxygen. Pressurization dilakukan dengan memberikan tekanan di cabin menggunakan udara yang dihasilkan dari compressor di engine dengan cara mengatur seberapa besarnya “tekanan” tersebut melalui buka-tutup Outflow valve yang berada di badan pesawat.
Sering kali timbul pertanyaan yang muncul setelah kebanyakan menonton film dibioskop seperti “ Apakah mata saya akan keluar ketika pesawat kehilangan pressure(tekanan)?” Mata keluar?! Tidak ada hubungannya dengan system pressurization ini. Ketika pesawat kehilangan pressure yang disebabkan oleh beberapa hal seperti rusaknya outflow valve pada posisi buka dimana hal ini menyebabkan tekanan udara di dalam cabin pesawat manjadi sama dengan tekanan diluar pesawat. Apabila ketinggian pesawat pada saat itu adalah 30.000 feet maka saat itu kita seperti sedang berada di puncak Gunung Everest. Bernafas di puncak Gunung Everest tentu tidaklah gampang, namun belum pernah terdengar berita pendaki Gunung Everest saat berhasil mencapai puncaknya mata pendaki tersebut keluar……
Selain kerusakan pada Outflow valve sebuah pesawat juga bisa kehilangan tekanan karena terlepasnya pintu pesawat maupun pintu cargo compartment, juga bisa disebabkan oleh ledakan yang terjadi dibagian badan pesawat seperti yang tejadi pada penerbangan Qantas dari Hongkong ke Australia yang baru-baru ini terjadi dan memaksa pilotnya untuk mendarat di Manila.
Pressurization system, FWD dan AFT adalah indikator Outflow valve depan dan belakang. ?P adalah tekanan kabin, CAB ALT adalah simulasi ketinggian kabin
Pressurization system, FWD dan AFT adalah indikator Outflow valve depan dan belakang. ?P adalah tekanan kabin, CAB ALT adalah simulasi ketinggian kabin. Kalau kerusakan tersebut terjadi maka terjadilah apa yang disebut sebagai Rapid Decompression, pesawat kehilangan tekanan udara secara cepat. Kalau hal ini terjadi maka ambillah sebuah oxygen mask yang turun dari Ceiling serta pakailah sebagaimana Pramugari anda memberikan Demo sebelum terbang.

Apa yang terjadi ketika tekanan mengalami Rapid depressurization terhadap penumpang?
Ketika sebuah pesawat kehilangan tekanan maka tekanan didalam pesawat menjadi sama dengan tekanan udara diluar akibatnya crew dan penumpang harus “hidup” pada ketinggian dimana pesawat tersebut berada, tiba-tiba kita harus hidup diketinggian yang memiliki temperature udara sangat dingin dengan tekanan udara yang sangat rendah dengan jumlah oxygen yang sangat sedikit. Problem yang dialami oleh crew dan penumpang adalah Hypoxia (keadaan tubuh kekurangan oksigen untuk menjamin keperluan hidupnya, wikipedia), dingin yang sangat menusuk serta beberapa decompression sickness. Dari beberapa decompression sickness diatas maka hypoxia adalah salah satu yang sangat berbahaya.
Apa yang dilakukan oleh Pilot di cockpit ketika terjadi depressurisation?
Ketika pilot mengetahui terjadi masalah pada pressurization atau depressurization pilot akan menjalankan beberapa emergency procedure. Sebelum melakukan emergency procedure kedua pilot akan melindungi diri dengan memakai Oxygen mask menghindari kemungkinan pingsan (Unconsciousness). Selanjutnya pilot akan descent ke ketinggian 10.000 feet atau ke ketinggian dimana pesawat aman dari terrain ataupun gunung. Keterlambatan pilot memakai oxygen akan menyebakan pilot tersebut pingsan dan tentu saja membuat pesawat terbang dengan tanpa pilot. 
Seberapa lama seorang pilot dapat bertahan “hidup” (tidak pingsan) disebut sebagai TUC atau Time Useful Consciousness atau sering disebut juga sebagai Effective Performance Time bergantung kepada kondisi fisik pilot terebut dan tentu saja ketinggian ketika terjadi depressurization. Apabila depressurization terjadi pada ketinggian 40.000 feet maka TUC nya hanya 15-20 detik saja , untuk 35.000 feet TUC adalah 30 detik sampai dengan 1 menit. Semakin tinggi maka seorang pilot akan memiliki waktu yang lebih sedikit untuk tetap “hidup” tidak pingsan tanpa memakai Oxygen mask.
Kualitas udara yang dihasilkan didalam kabin tentu tidak sesegar udara pegunungan di Baturaden Purwokerto, namun sudah cukup fresh and clean karena udara yang dihasilkan di kabin adalah kombinasi udara dari luar dengan recycle udara kabin pesawat yang selanjutnya disaring dengan filter anti mikroba (microbe-trapping filters)yang akhirnya menghasilkan udara sehat sesehat udara di rumah sakit kelas atas. Satu hal yang sulit dihindari adalah udara yang dihasilkan pada Cabin pesawt terbang adalah udara yang “kering” karena kandungan air yang dihasilkan hanya maksimum 15 % saja oleh karena itu beberapa airline berusaha menaikkan tingkat humidity dengan alat tambahan yang dikenal sebagai humidying system seharga lebih dari USD 180.000 dan hanya mampu menaikkan humidity sampai maksimum 25 % saja. 
Gambar Diatas Merupakan Rutee Helios Airways Flight 552 

Tugas SMPP,Pertanyaan Pemahaman Hal 13

 Pertanyaan

1. Jelaskan bagaimana dit-dit dan dah-dah dikodekan di kode Morse !

2. Jelaskan kelebihan telepon dibandingkan telegraf sebagai alat komunikasi !

3. Sebutkan dan jelaskan masing-masing fungsi 4 komponen utama pada telepon !

4. Jelaskan cara kerja mesin fax !

5. Jelaskan perbedaan televisi dengan radio sebagai alat komunikasi !

6. Pada telepon bergerak, jelaskan apa yang dimaksud dengan sel !

7. Jelaskan perbedaan teknologi GSM dan CDMA !

8. Jelaskan cara kerja vidio streaming !

9. Jelaskan apa yang di maksud dengan PDA !

10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan smartphone !


Jawaban :

1. Dit-dit dan dah-dah dikodekan dengan cara huruf, angka, dan karakter.

2. Telegraf adalah sistem telekomunikasi yang menggunakan peralatan listrik untuk mengirim dan
    menerima
    sinyal sesuai dengan kode dalam bentuk pulsa listrik.Telegraf mengirimkan sinyal untuk jarak
    yang  jauh melalui kabel-kabel tembaga sedangkan Telepon adalah peralatan yang mengubah
    suara menjadi energi listrik dan mengirimkannya melalui kabel jaringan telepon

3. 1. Mekanisme dialing.
     - Mekanisme dialing memungkinkan seorang penelpon memasukan nomor telepon yang ingin
        di panggil.       

     2. Transmiter.
     - Transmiter atau pemancar atau sering juga disebut mikrofon berfungsi untuk mengubah suara
       menjadi arus listrik.

    3. Ringer.
     -  Ringer berfungsi untuk memberikan sinyal adanya telepon yang masuk.

    4. Receiver.
     - Receiver atau penerima berfungsi untuk mengubah arus listrik menjadi suara.

4. 1. Mengopi dokumen yang ingin dikirimkan.
    2. Mengirimkan dokumen ke nomor fax ke nomer fax yang ingin dituju.

5. Televisi adalah sistem telekomunikasi yang mengirimkandan menerima gambar dan suara
    sedangkan Radio adalah alat komunikasi yang mengirimkan suara melalui udara menggunakan
    gelombang elektromagnet.

6. Sel adalah tempat tertentu dengan cara membagi-bagi sebuah daerah ke dalam sebuah irisan
    berbentuk
    hexagonal.

7. GSM adalah kependekan dari Global System for Communication Mobile. GSM bekerja dengan
    cara mengompresi suara yang masuk ke jaringan GSM ke dalam format digital sedangkan CDMA
    merupakan singkatan dari Code Division Multiple Acces. CDMA bekerja dengan caramemecah
    data suara yang masuk menjadi paket-paket kecil dan masuk ke saluran frekuensi yang terpisah-
    pisah.

8. Video streamingbekerja dengan cara mengambil gambar menggunakan kamera yang dipasang di
    tempat tempat tertentu.

9. PDA adalah singkatan dari Personal Digital Assistant, merupakan sebuah perangkat mobile yang
    berfungsi sebagai perangkat untuk menginput dan menampilkan data.

10. Smarthphone atau telepon pintar adalah telepon bergerak yang dilengkapi kemampuan canggih,